Friday, October 10, 2003

PUISI – SEPI

SEPI

Sunyi sesepi begini
Aku mula menghitung jemari kasih
Betapa kala kesiangan nan panjang
Berlegar dirimu di langit membiru
Justeru hanya mampu kutatap kejauhan
Tak bisa kuhulur tangan menyentuh mentari

Betapa kala langit malam menyapaku
Marsum bintang menyimpul senyum
Memagari purnamamu nan ulung
Justeru walau tiba gerimis-gerimis dari langitmu
Hatiku tetap masih kekontangan…kering…

SEPI (2)

Maka nukilanmu kuabadikan dalam mimpi
Mungkin kan lena tidurku kala sepi begini
Kerna telah hadir bicara puitismu menemani malamku
Walau dalam kabut mimpi
Masih jelas kuntum senyummu sedari dulu…

SEPI (3)

Kukira sepi pun mula melamarku kembali
Setelah pernah dia hadir ke rumah kasihku
Justeru kala ini dia kembali mengetuk birai jendela
Menghulur…
Memungut serpih-serpih kasih yang masih tertinggal di dada gadisku


SEPI (4)

Kaukah itu
Yang sedari dulu kukenal begitu santun
Membungai kasih di jambangan jiwa
Melakar potret rindu di bidang hari-hariku
Kaukah itu
Yang kini menghantar warkah sepi ke laman nuraniku
Justeru mohon aku membalasnya…

SEPI (5)

Sepi merobek hari-hariku
Sepi mengoyak malam-malamku
Sepi menghunggis jiwa nubari
Dan sepi…
Oh sepi…
Pun masih hadir saban waktu…

SEPI (6)

Dingin malam…semilir menghembus jendela kamar
Mengejut diri gadis yang masih menghitung derita
Kala sujud dan rukuk di hampar kasih tuhan
Sakinah menemani tenang dan damai
Tuhan…
Di kala sepi nan panjang begini
Terasa indahnya saat berbicara dengan cinta-Mu…

SEPI (7)

Betapa aku tak pandai membuang sepi ini
Melempar derita ke daerah sesunyi itu
Oh… mengapa mudah benar ketemu sepi di hujung denai hidup
Melankolik aku di kaki takdir
Tersungkur…
Oh… Entah bila punya kekuatan untuk bangun semula…

SEPI (8)

Kepingin menjejak ke bumi indah nan satu itu
Justeru layakkah rasanya marhean ke sana
Di depan gerbangnya berdiri aku
Nampakkah penghuni bumimu , aku yang di sini
Mahu menjerit melaung namamu
Ya! Kiranya terlupa aku
Mendasar ke lautan diri
Adakah padaku khazanah bayaran untuk menjejak bumimu?
Justeru di genggam telapak tanganku… hanya ada sepi
Hanya ada sepi…
Sekadar sepi…

SEPI (9)

Perlukah kukubur sahaja sepi ini
Mengatur dua nisan di tiap penghujung
Memungut kuntum kemboja, meramas harumannya
Perlukah kuusung memori sepi ini
Yang masih kukasih dan kuriba
Menghantar ia ke ruang terdalam
Justeru tak perlu lagi kudengar rintih sepi dari lubuk nurani yang meraung…

SEPI (10)

Biar sesepi manapun aku
Biar sesunyi manapun aku
Dalam ralit maya
Dalam nista kata bicara
Dalam kefanaan kenangan
Dalam kelalaian aku yang masih menjulang derita
Pastinya takkan sepi diri ini
Kala basah lidahku menitir asma’Mu nan sempurna!

Ghafirah bt Idris
SEPI
9.45 pm
25 September 2003

---------------

Kadangkala sepi itu indah
Biar sesepi mana pun
akan tetap aku lagukan
marsum cintamu
mengalir ke sungai hatiku
membias tenang
membadai damai.......

Biarlah sepi itu bertandang
aku tidak kisah
aku tidak gelisah
kerana aku ada DiriMu
Wahai Tuhanku

(sambungan SEPI oleh hudasoid)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home